
Terakhir media sosial Twitter ramai mengulas Dr. Martens (Docmart). Berawal dari sebuah ciutan netizen dengan account @milkylatte yang mengeluhkan mengenai pemakaian sepatu Docmart yang dipandang kurang nyaman.
Ciutan itu jadi trending dan memetik banyak tanggapan dari yang sepakat sampai melawan. Ini seolah jadi bukti jika pemakai sepatu Docmart di Indonesia lumayan banyak.
sebelum lanjut ke pembahasan selanjutnya kami ingin merekomendasikan situs gaming online yang aman dan terpercaya yaitu Aladdin138, situs ini adalah situs gaming yang memberikan banyak keuntungan untuk para pemainnya, antara lain adalah bonus, contoh bonusnya adalah bonus rebate, bonus referal, dan lain sebagainya, jadi kenapa kalian tidak mencobanya sekarang dan ikut serta dalam keseruannya.
Sepatu yang awalannya dipakai beberapa kelas karyawan kasar ini, sudah berubah pemakaiannya jadi trend mode model, bahkan juga Menteri Sosial, Tri Risma Harini sebelumnya sempat ketangkap camera memakai sepatu itu.
Tahu tidak Kalangan Muda, jauh saat sebelum jadi sisi dari trend mode saat ini, sepatu yang dikenali bertahan lama dan harga di atas angka satu juta ini, awalnya ialah sepatu kelas karyawan, bahkan juga sebelumnya sempat dipasarkan untuk bercocok tanam.
Riwayat Sepatu Dr. Martens
Sepatu bersol tebal ini berawal saat selesai perang Munich, 1945. Dr. Klaus Martens yang waktu itu berumur 25 tahun sedang saat rekondisi dari patah kaki, Martens membuat sepatu sol dengan bantalan udara yang termasuk unik, dengan arah supaya bisa menolong rekondisinya.
Bersama seorang Insinyur Mesin, Dr. Herbert Funk, mereka pada akhirnya putuskan berpartner. Dengan memakai peralatan militer sisa untuk mengawali produksi.
Tahun 1947 jadi tahun awal mereka mengawali produksi, dan rupanya usaha itu berkembang cepat di dasawarsa awalnya. Mertens dan Funk selanjutnya putuskan memasang iklan produk mereka di majalah luar negeri di tahun 1959.
Digunakan Tukang Pos dan Pekerja
Saat awalnya keberadaannya, sepatu Docmart tidak lebih dari sepatu boots biasa. Hingga pemakai Docmart sebagian besar asal dari tukang pos dan pekerja. Bahkan juga awalannya sepatu itu cuma dengan harga dua pound sterling.
Seiring waktu berjalan, Skinhead pencinta ska awalnya dan Pete Townshend dari The Who jadi tiang awalnya peralihan riwayat merk dan peranan sepatu Docmart.
Sekarang sepatu Docmart tidak lagi punya kelas karyawan tapi telah jadi sisi dari budaya terkenal. Hal itu membuat Docmart tidak lagi tampil di pabrik dan tempat kerja. Beberapa tempat seperti konser musik, klub malam, sampai acara pernikahan juga dapat diketemukan pemakai Docmart. Dan harga cukup fenomenal , Kalangan Muda!
Skinhead sebagai subkultur yang berawal di Inggris pada zaman ’60-an, saat Mods sedang mengharubiru golongan muda Inggris. Mods yang sebelumnya dikuasai golongan muda yang dari kelompok menengah ke atas selanjutnya menyebar dan sentuh tiap kelompok. Tidak kecuali kelompok karyawan atau working class.
Golongan Trads ini gampang dikenal dari setel seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Dan yang paling penting ialah potongan rambut yang pendek, berlainan dengan style rambut mods secara umum. Opsi akan tipe rambut yang pendek ini tambah karena argumen kepraktisan.
Khususnya karena mayoritas lapangan kerja yang ada tidak memperkenankan karyawan memiliki rambut gondrong apa lagi berpenampilan random tidak teratur. Disamping itu, potongan rambut pendek dipandang seperti keuntungan saat harus hadapi kehidupan jalanan yang keras saat itu. Ada juga yang memiliki pendapat jika opsi memiliki rambut pendek sebagai konter pada life model golongan hippie yang dipandang eksklusif dan sedang berkembang pada periode itu.
Lebih jauh kembali, sesuatu cerita bercerita jika opsi itu asal dari golongan karyawan dermaga, seperti pada kota Liverpool, yang menggunting pendek rambut mereka untuk menghindar kutu yang terdapat banyak disekitaran dermaga.